Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan
1. Kondisi Geografis Daerah
Wilayah Kabupaten Pasuruan dengan luas 1.474,015 km2 terletak antara 112o33’55” hingga 113o05’37” Bujur Timur dan antara 7o32’34” hingga 7o57’20” Lintang Selatan. Sebelah Utara dibatasi oleh Kota Pasuruan, Selat Madura dan Kabupaten Sidoarjo, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Malang, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto dan Kota Batu, serta sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo. Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Pasuruan sangat beragam, yaitu terdapat 3 jenis batuan meliputi batuan permukaan, batuan sedimen, dan batuan gunung api (gunung api kuarter muda (young quarternary) dan kuarter tua (old quarternary).
Selanjutnya secara topografis, kondisi Kabupaten Pasuruan dapat diuraikan berdasarkan kelerengan dan ketinggian. Tingkat kelerengan Kabupaten Pasuruan meliputi :
- Kelerengan 0 - 2% : seluruh Kecamatan Bangil, Rembang, Kraton, Pohjentrek, Gondangwetan, Rejoso dan Lekok, sebagian Kecamatan Pasrepan, Kejayan, Wonorejo, Winongan, Grati dan Nguling.
- Kelerengan 2 – 5 : sebagian dari Kecamatan Purwodadi, Tosari, Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Wonorejo, Purwosari, Prigen, Sukorejo, Pandaan, Gempol, Beji, Winongan, Grati dan Nguling.
- Kelerengan 5 - 8%, meliputi sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Sukorejo, Pandaan, Gempol, Beji, Winongan dan Lekok.
- Kelerengan 8 - 15% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang, Pasrepan, Kejayan, Purwosari, Prigen, Pandaan, Gempol, Winongan dan Grati
- Kelerengan 15 - 25% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang, Pasrepan, Purwosari, Prigen, Gempol dan Beji.
- Kelerengan 25 – 45% : sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang, Purwosari, Prigen dan Gempol.
- Kelerengan > 45% : sebagian Kecamatan Tutur, Puspo, Tosari, Lumbang, dan Prigen.
Adapun kondisi menurut ketinggian diuraikan sebagai berikut :
- Ketinggian 0 – 12,5 mdpl seluas 18.819,04 Ha atau 12,77%, berpotensi untuk pengembangan usaha perikanan dan pertambakan yaitu di sebagian wilayah Kecamatan Gempol, Beji, Bangil, Rembang, Kraton, Pohjentrek, Gondangwetan, Rejoso, Winongan, Grati, Lekok, dan Nguling.
- Ketinggian 12,5 – 500 mdpl seluas 50.384,02 Ha atau 34%, berpotensi untuk pengembangan pertanian, permukiman, dan perindustrian yaitu di sebagian wilayah semua kecamatan, kecuali Kecamatan Tosari.
- Ketinggian 500 – 1000 mdpl seluas 21.877,17 Ha atau 14,84%, berpotensi untuk budidaya tanaman keras/tahunan dan sebagai penyangga bagi kawasan perlindungan tanah dan air serta untuk lahan pertanian tanaman pangan dengan sistem teras siring, yaitu di sebagian Kecamatan Lumbang, Gempol, Purwodadi, Tutur, Tosari, Pasrepan, Puspo, Purwosari, dan Prigen.
- Ketinggian 1.000 – 2.000 mdpl seluas 18.615,08 Ha atau 12,63%, berfungsi sebagai kawasan penyangga untuk perlindungan tanah dan air, yaitu di sebagian Kecamatan Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, Puspo, Purwosari, dan Prigen.
- Ketinggian > 2000 mdpl seluas 7.920,77 Ha atau sekitar 5,37% dari luas wilayah, dengan peruntukan sebagai hutan lindung yang berfungsi melindungi kawasan bawahannya, yaitu di sebagian wilayah Kecamatan Purwodadi, Tutur, Tosari, Lumbang, Puspo, Purwosari, dan Prigen.
2. Kondisi Demografis
Kondisi demografis Kabupaten Pasuruan tahun 2017 berdasarkan pendataan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pasuruan dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 1,91% dan mencapai sejumlah 1.779.405 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari laki-laki sebanyak 898.243 jiwa dan perempuan sebanyak 881.162 jiwa, dengan sex ratio sebesar 101,93.
b. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan tahun 2017, secara proporsional terbagi menjadi kelompok :
- Tidak/belum tamat sekolah : 18,18 %
- Belum tamat SD/sederajat : 22,13 %
- Tamat SD/sederajat : 30,25 %
- SLTP/sederajat : 13,59 %
- SLTA/sederajat : 14,15 %
- Diploma I/II/III : 0,56 %
- Diploma IV/Strata 1 : 2,05 %
- Strata 2/3 : 0,11 %
Berdasarkan data tersebut penduduk Kabupaten Pasuruan tertinggi tamat SD/sederajat, kemudian SLTP/SLTA/Sederajat, dan terendah pada jenjang pendidikan diploma/strata-1/2/3.
c. Komposisi penduduk menurut kelompok umur secara proporsional (data diolah) berdasarkan data tahun 2017 sebagai berikut:
- Usia muda (0-14 tahun) : 19,98 %
- Usia produktif (15-64 tahun) : 73,33 %
- Usia tua (65 tahun ke atas) : 7,69 %
Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui angka rasio ketergantungan sebesar 37,73 dengan pengertian bahwa dari setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 37 penduduk usia nonproduktif (usia muda dan usia tua).
d. Komposisi penduduk menurut pekerjaan (data diolah) secara proporsional berdasarkan data tahun 2017 diperoleh gambaran sebagai berikut:
Belum/Tidak Bekerja |
21,95% |
Pelajar/Mahasiswa |
15,28% |
Pensiunan |
0,33% |
Pegawai Negeri Sipil |
0,68% |
TNI/Polri |
0,20% |
Petani/Peternak/Nelayan |
14,64% |
Karyawan Swasta/BUMN/BUMD |
20,62% |
Buruh Harian Lepas |
0,71% |
BuruhTani/Peternakan/Nelayan |
1,44% |
Guru/Dosen |
0,65% |
Dokter/Bidan/Perawat |
0,07% |
Pedagang/Wiraswasta |
10,69% |
Lain-Lain |
12,73% |
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa lima tertinggi proporsi penduduk berdasarkan pekerjaan adalah : (1) belum/tidak bekerja sebesar 21,95%; (2)karyawan swasta/BUMN/BUMD sebesar 20,62%; (3) pelajar/mahasiswa sebesar 15,28%; (4) petani/peternak/nelayan sebesar 14,64%; dan (5)pedagang/wiraswasta sebesar 10,69%.
3. Kondisi Ekonomi dan Sosial Daerah
a. Potensi Daerah
1) Posisi Strategis Wilayah
Posisi geografis Kabupaten Pasuruan yang berada delta jalur ekonomi Surabaya - Jember/Banyuwangi/Bali, Surabaya – Malang, dan Malang - Jember/Banyuwangi/Bali, sangat strategis dan memiliki nilai ekonomis. Terlebih lagi dengan adanya jalan tol Gempol - Pandaan dan pembangunan jalan tol Gempol – Pasuruan yang sedang berjalan menjadikan Kabupaten Pasuruan menjadi pilihan yang tepat bagi pengembangan investasi manufaktur.
2) Potensi Sumberdaya Air
Dalam wilayah Kabupaten Pasuruan melintas 6 (enam) sungai besar yang bermuara di Selat Madura, yaitu Sungai Lawean, Sungai Rejoso, Sungai Gembong, Sungai Welang, Sungai Masangan dan Sungai Kedunglarangan. Dengan demikian tingkat pemenuhan kebutuhan air untuk pertanian cukup memadai. Selain itu terdapat juga danau dan sejumlah mata air. Danau Ranu Grati di Kecamatan Grati memiliki volume efektif 5.013m dan volume maximum sebesar 5.217m dengan debit maximum 980 l/det dan debit minimum 463 l/det. Sedangkan sumber mata air sebanyak 471 tersebar di seluruh kecamatan, dengan sumber mata air terbesar adalah Umbulan di Kecamatan Winongan. Pemanfaatan mata air Umbulan tidak hanya mencukupi kebutuhan penduduk Kabupaten Pasuruan, tetapi juga wilayah lain di Provinsi Jawa Timur, antara lain Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Kota Surabaya. Selain itu juga terdapat mata air Banyu Biru di Kecamatan Winongan. Pada lereng perbukitan banyak ditemui sumur-sumur bor tertekan (artesis) atau tak tertekan.
3) Ketersediaan Infrastruktur Wilayah
Infrastruktur wilayah, khususnya jalan yang berda di wilayah Kabupaten Pasuruan, meliputi jalan nasional sepanjang 97,94 km, jalan provinsi sepanjang 88,05 km dan jalan Kabupaten sepanjang 2.315,89 km. Di samping itu juga terdapat jalan tol Gempol – Pandaan sepanjang 13,61 km. Transportasi darat di Kabupaten Pasuruan juga didukung oleh jalur kereta api dan terdapat beberapa stasiun kereta api yang menghubungkan jalur Surabaya – Malang/Blitar dan Surabaya–Jember/Banyuwangi.
4) Potensi Wisata
Potensi wisata di Kabupaten Pasuruan meliputi obyek Wisata Alam, Wisata Budaya, Wisata Agro dan Wisata Minat Khusus.
Wisata Alam antara lain: Gunung Bromo, Taman Candra Wilwatikta di Pandaan, Air Terjun Kakek Bodho dan Air Terjun Putuk Truno di Prigen, Pemandian Alam Banyubiru di Winongan, Danau Ranu di Grati, Sumber Air Umbulan di Winongan, dan Air Terjun Coban Baung di Purwodadi.
Wisata Budaya dan Religi antara lain Candi Gunung Gangsir, Candi Belahan, Candi Jawi, Goa Jepang/Inna Tretes, Makam Ki Ageng Penanggungan, Makam Mbah Ratu Ayu di Bangil, Makam Mbah Semendhi di Winongan, Makam Mbah Segoropuro di Rejoso, Pertapaan Abiyoso, dan Pertapaan Indrokilo, serta kawasan Masjid Cheng Ho.
Wisata Agro antara lain di Kecamatan Tutur yaitu Wisata Apel/Agro Krisna, Bunga Krisan dan Paprika, Peternakan Sapi Perah, Jamur, Durian, Wisata Bhakti Alam. Kemudian PG Kedawung di Kecamatan Grati, Mangga klon 21 dan bunga sedap malam di Kecamatan Rembang, serta Kebun Raya LIPI di Kecamatan Purwodadi.
Wisata Minat Khusus antara lain di Kecamatan Prigen yaitu Taman Safari Indonesia II, Taman Dayu, Kaliandra, dan Finna Golf & Country Club. Kemudian Bukit Flora di Kecamatan Tutur, Baung Camp di Kecamatan Purwodadi, dan sentra bordir di Kecamatan Bangil.
5) Kawasan Industri
Kawasan industri di Kabupaten Pasuruan berada di Kecamatan Rembang yaitu PT. PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) yang memiliki luas lahan 560 Ha dengan luas lahan terbangun sekitar 60%. Sebagai kawasan industri, PIER telah menyediakan infrastruktur yang memadai berupa air bersih, listrik, dan pengolahan limbah. Di luar kawasan industri tersebut, di beberapa wilayah Kabupaten Pasuruan tersedia lahan yang diperuntukkan sebagai pembangunan industri yaitu di Kecamatan Beji, Gempol, Pandaan, Sukorejo, dan Rembang.
6) Industri Rumah Tangga/Kecil
Jenis industri kecil/rumah tangga di Kabupaten Pasuruan sangat beragam, antara lain olahan makanan/minuman, konveksi, dan mebel/kerajinan kayu. Sentra bakpia dan klepon terdapat di Kecamatan Gempol. Sentra konveksi pakaian jadi terdapat di Kecamatan Gempol. Sentra konveksi bordir terdapat di Kecamatan Bangil dan lainnya seperti Beji dan Rembang dengan produk antara lain berupa mukena dan pakaian muslim. Sentra kerajinan kayu, antara lain di desa Sentul Kecamatan Purwodadi, Tambaksari Kecamatan Kraton, Wonorejo Kecamatan Wonorejo, Sungi Kulon dan Sungi Wetan Kecamatan Pohjentrek, Kecamatan Winongan serta Kecamatan Rejoso. Produknya antara lain berupa mainan anak-anak, setir mobil, kotak tissue, handle perseneling, dash board, catur dan meubel air. Beberapa produk industri kecil tersebut selain untuk memenuhi permintaan lokal, juga luar daerah dan luar negeri atau ekspor.
7) Komoditi Sektor Pertanian
Potensi pertanian Kabupaten Pasuruan cukup besar antara lain berupa tanaman hortikultura dan produk peternakan. Tanaman hortikultura antara lain buah-buhan seperi mangga, durian, dan apel. Kemudian jenis bunga seperti krisan dan sedap malam, serta sayuran seperti kentang dan paprika. Produk peternakan seperti susu sapi memiliki potensi yang cukup besar, selain diolah menjadi berbagai jenis pangan antara lain permen, minuman susu kemasan aneka rasa, juga untuk memenuhi permintaan industri pengolahan susu yang berada di Kabupaten Pasuruan yaitu PT. Nestle di Kecamatan Kejayan dan PT. Indolakto di Kecamatan Purwosari.
b. Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Perekonomian
Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan peningkatan volume PDRB atas dasar harga konstan antara tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya. Perekonomian di wilayah Kabupaten Pasuruan tahun 2017 tumbuh sebesar 5,72%. Kondisi tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun 2016 yang tumbuh sebesar 5,44%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 dipengaruhi oleh tiga lapangan usaha terbesar yaitu Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang tumbuh sebesar 9,38%, kemudian lapangan usaha Informatika dan Komunikasi tumbuh sebesar 8,55%, dan Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh sebesar 7,21%.
Data PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2017 dapat memberikan gambaran struktur perekonomian Kabupaten Pasuruan. Volume PDRB Kabupaten Pasuruan tahun 2017 mencapai Rp.124.979 Trilyun. Kontribusi terbesar pada lapangan usaha Industri Pengolahan sebesar 56,33%, kemudian Konstruksi 13,25%, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda Motor 9,69%, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 7,39%, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 3,85%. Struktur Perekonomian Kabupaten Pasuruan secara proporsional disajikan pada gambar 2.
c. Disparitas Wilayah dan Disparitas Pendapatan
Kondisi kesenjangan/disparitas wilayah diukur dengan indeks Wiliamson. Angka tahun 2016 belum tersedia diperoleh dari BPS Kabupaten Pasuruan. Indek Wiliamson tahun 2015 menunjukkan angka sebesar 0,265 sedangkan tahun 2014 sebesar 0,238, hal ini berarti menunjukkan bahwa kesenjangan sedikit mengalami peningkatan. Terkait dengan hal ini Pemerintah Kabupaten Pasuruan menetapkan kebijakan daerah bahwa pembangunan tahun 2017 difokuskan pada “pemerataan investasi untuk menekan disparitas wilayah”.
Sedangkan untuk mengetahui kesenjangan pendapatan masyarakat diukur dengan Gini Ratio atau Indeks Gini. Indeks Gini memiliki rentang nilai antara 0 hingga 1. Jika Indeks Gini nilainya 0 berarti tidak ada kesenjangan pendapatan masyarakat, dan jika nilainya 1 berarti terdapat kesenjangan pendapatan masyarakat yang tinggi/signifikan. Indeks Gini Kabupaten Pasuruan tahun 2015 (data tahun 2016 belum tersedia di BPS Kabupaten Pasuruan) mencapai angka 0,32, sedikit mengalami kenaikan dibanding tahun 2014 yang mencapai angka 0,28. Namun demikian secara umum dapat dikatakan cenderung mendekati angka 0 yang berarti bahwa kesenjangan pendapatan masyarakat Kabupaten Pasuruan relatif rendah.
d. Pendapatan per Kapita dan Nilai Tukar Petani
PDRB perkapita digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur pendapatan perkapita masyarakat. PDRB perkapita tahun 2017 mencapai Rp. 77,854 juta per jiwa, sedangkan tahun 2016 mencapai Rp. 72,085 juta per jiwa, sehingga terdapat kenaikan. Kondisi tersebut mencerminkan bahwa secara makro kesejahteraan masyarakat meningkat. Perkembangan PDRB perkapita disajikan pada gambar 5 dan 7. Sedangkan kesejahteraan petani diukur dengan indikator Nilai Tukar Petani (NTP). Tahun 2016 angka NTP Kabupaten Pasuruan berdasarkan data BPS Kabupaten Pasuruan mencapai 104,13, sedikit menurun dibandingkan dengan tahun 2015 yang mencapai angka 106,19. Meskipun demikian, angka NTP masih di atas angka 100 yang berarti pendapatan petani masih lebih besar dibandingkan pengeluarannya. Perkembangan angka NTP disajikan pada gambar 6.
e. Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan dari aspek manusia dari tiga unsur yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. IPM tahun 2017 mencapai angka 66,69 meningkat dibandingkan tahun 2016 yang tercatat sebesar 65,71. Angka IPM beserta komponennya disajikan pada tabel 1 dan perkembangannya pada gambar 8.
f. Angka Kemiskinan dan Pengangguran
Kondisi kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Pasuruan berdasarkan data BPS Kabupaten Pasuruan tahun 2017dijelaskan pada uraian dan tabel-tabel berikut.
Secara kuantitas kemiskinan Kabupaten Pasuruan mengalami penurunan meskipun relatif kecil yaitu mencapai 10,34% di tahun 2017, sementara tahun 2016 mencapai 10,57%. Tapi secara kualitas, kondisi kemiskinan perlu mendapat perbaikan, hal ini ditunjukkan dengan indeks kedalaman dan indeks keparahan. Indeks kedalaman tahun 2017 menaik dari tahun 2016 berarti rata-rata pengeluaran masyarakat miskin jaraknya dengan garis kemiskinan semakin besar. Demikian juga dengan indeks keparahan tahun 2017 meningkat dibandingkan tahun 2016, yang berarti variasi/perbedaan pengeluaran di antara masyarakat miskin semakin bertambah.
g. Tingkat Inflasi
Walaupun Kabupaten Pasuruan bukan merupakan daerah yang dihitung inflasinya secara nasional tapi Pemerintah Kabupaten Pasuruan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pasuruan melakukan survei perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan inflasi atau fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat Kabupaten Pasuruan, adapun hasil survei inflasi digambarkan sebagai berikut :